Pikoro adalah satu-satunya anjing pribadi yang pernah saya pelihara. Pikoro adalah anak satu-satunya dari induk Gargamel seekor anjing spaniel putih hitam yang sangat cantik, dan pejantannya entah siapa. Gargamel, atau yang biasanya dipanggil Memel oleh sepupu-sepupu saya, adalah ibu kandung yang lebih mirip ibu tiri di film-film tentang ibu tiri yang kejam. Memel sejak dari melahirkan sama sekali tidak mau menyusui anak tunggalnya ini, dan setelah berusia beberapa minggu, suka menggigitnya, sehingga akhirnya Pikoro pun dihibahkan untuk saya.
Saya yang mengurusnya sejak saat itu dan dia jadi mainan yang menyenangkan, bahkan tidur pun sama-sama di atas tempat tidur dan selalu satu bantal. Lucunya lagi, dia juga suka tidur telentang, bukan tengkurap seperti anjing-anjing pada umumnya. Sehingga akhirnya oleh adik-adik saya, dia dianggap anjing yang tidak mau mengaku sebagai anjing dan mereka memangggilnya mahluk Pikoro. Demikianlah waktu berlalu, Pikoro yang bulunya hitam legam, dengan ada sedikit sekali warna coklat di alisnya (kalau anjing punya alis), kemudian menjadi pendamping setia saya di rumah. Dimana ada saya, pasti ada Pikoro. Dia juga seekor betina yang sombong. Beberapa kali saat musim kawin, beberapa ekor pejantan yang naksir Pikoro nekat nyelonong masuk ke rumah, tapi tidak satu pun berhasil memaksakan birahi mereka atas Pikoro. Dia mempertahankan diri dengan tetap duduk, sama sekali tidak bisa didongkel untuk melakukan doggy-style wakakaaa.... sambil tidak berhenti menggeram dengan nada sangat mengancam. Sampai usianya 5 tahun di tahun 2003, Pikoro tetap perawan tingtong.
Kemudian, desember 2003, ketika ayah saya meninggal, Pikoro menghilang. Saya menyadari dia tidak ada sejak kami pulang dari memakamkan papa. Perasaan saya mengatakan dia dicuri orang saat kami sedang sibuk-sibuk saat itu. Tiga tahun kemudian, 2006 saat kami sedang sibuk menyiapkan pernikahan adik saya, tiba-tiba seekor anjing kecil, bulunya masih lebat tetapi seperti tak terurus mondar-mandir di depan pagar lalu nekad menyelinap masuk. Saat itu, kami punya pembantu, namanya panggilannya Nah. Si Nah berusaha mengusirnya tetapi dia tidak mau pergi, malah galakan dia daripada si Nah sehingga Nah pun membiarkan dia menunggu di depan pintu ruang tamu. Saat mama saya datang untuk melihat keributan yang terjadi, mama langsung mengenali Pikoro. Sayangnya, reunian ini tidak berlangsung lama, satu atau dua minggu setelah kedatangannya, Pikoro mati. Mungkin, dia nekad pulang untuk mati di rumah dimana dia dibesarkan, mungkin...
Gambar paling awal di atas sana itu, adalah coretan awal saya di hari minggu yang lalu, saat tiba-tiba saja ingat Pikoro yang tengil dan jutek. Katanya, seekor anjing biasanya mirip-mirip sifatnya dengan tuannya, haha... Ya gitu deh.. Dari corat-coret itu kemudian saya lanjutkan saja sampai bentuknya jadi agak-agak mirip dengan Pikoro. Kalau pun sama sekali nggak mirip, setidaknya bulu hitamnya mewakili bulunya Pikoro. Apakah anjing-anjing juga pergi ke surga? Katanya, anjing tidak memiliki roh (soul) seperti yang dimiliki manusia, sehingga saat mereka pergi, itulah akhir kehidupan mereka, mereka tidak perlu kuatir soal surga dan neraka. Entahlah...
Search
Popular Posts
-
Dalam entri Jomblo Juga Manusia! Ini Dia 9 Hal Yang Tidak Seharusnya Kamu Katakan Kepada Seorang Jomblo! , penulis Ria Tumimomor a.k.a Ria ...
-
Sejak 11 Oktober 2016, saya menutup akun Facebook untuk sementara waktu, sampai Februari 2017, setelah pilkada serempak selesai dilaksanak...
-
Saya kristen, dan pada pilkada 2012 yang lalu, pada putaran pertama, saya keukeuh memilih Faisal Basri dan wakilnya (lupa siapa), padahal sa...
-
Pikoro adalah satu-satunya anjing pribadi yang pernah saya pelihara. Pikoro adalah anak satu-satunya dari induk Gargamel seekor anjing spa...
-
Iya, saya tahu kok, setiap tahun kita membuat resolusi lalu, entah bagaimana, kita (mungkin karena terlalu over-estimasi) ternyata gagal mel...
-
Aih berat sangat ya kalau sudah mulai ngomongin soal hati, wkwkw, kalo sambel goreng ati rempela mah enak. *Iya, gue nyadar, becandaan gu...
-
Before I Go karangan Colleen Oakley, bercerita tentang bagaimana Daisy, seorang penderita kanker stadium lanjut menghabiskan sisa hidupnya...
-
Dalam TED-talk berjudul The Tales of Passion , salah satu pengarang novel favorit saya, Isabel Allende yang menjadi pembicaranya, membuka pe...
-
Been away from blogging for so long and missing some of my old blogger friends. I used to read their posts, their life. Feeling like I kno...
-
Predator bisa keliatan manis2 dan ga berbahaya. Cara yg dipakai juga nggak sadis. Bius dulu, saat korban ga sadar, baru lakukan. Orang...
Waktu hilang, nggak dicariin di sekitaran kuburan ayah ya?
ReplyDeleteEnggaklah, hubungannya dengan papa saya tidak semesra itu sampai dia nekad ke kuburan papa saya kayak di film2, hahaha, kalau saya yang meninggal, nah...mungkin aja.
DeleteKehilangan itu sulit diterjemahkan ....
ReplyDeleteAku masih ingat jelas rasa itu tiap kali kucingku menghilang tanpa jejak
Betul sekali. Kehilangan itu berbekas. Apalagi karena binatang peliharaan juga ga bisa menceritakan kemana dia selama menghilang dan siapa yang sudah mengambilnya secara semena-mena, juga alasan kenapa dia kembali. Kita (mungkin) ga akan pernah tau.
DeleteGw mengalami tuh usi, sampe 2x.. dan dua2 nya disuntik mati.. yg 1 krn sakit, dan yang 1 krn terlalu liar.. keluar rumah terus dan nguber orang sampe masuk selokan dengan motor2nya.. Pikoro tuh yg sempet diamputasi bukan ya???
ReplyDeleteBukan, itu kayaknya anjingnya tante Dolly deh.. Soal anjing2 di rumah walaupun anjing perusuh jalan, hahahaaaa... tapi nggak ada yang kena tabrak trus cacad, ada satu yg mati ketabrak di jalan depan pim, waktu pim blum eksis tapi. Itu aja sekali.
DeleteSedih gue bacanyaaaa....
ReplyDeleteDan gw baru liat ada komen lo di file pending comment dong, wkwkwkwk
Delete