Saya sendiri, seringkali merasa heran justru kalau ada orang yang keukeuh bertanya kenapa saya kok enggak kawin-kawin. Apalagi kalau itu orang adalah orang yang enggak saya kenal. Pertanyaan ajaibnya biasanya, sudah punya anak berapa, mbak? Dulu-dulu ya, waktu saya luar binasa polosnya, saya selalu jawab, belum punya anak atau belum menikah. Kalau sekarang saya jawab asal aja, tujuh atau sepuluh, misalnya, biar shock sekalian, dengan muka yang datar tapi tatapan mata serius menunggu reaksinya. Hahaha... saya mah gitu orangnya, seneng aja lihat orang lain, yang nggak saya kenal juga, terkaget-kaget. Terus sekalian lah saya mengarang cerita fiksi tentang anak saya yang sudah jadi ini, jadi itu, semuanya sekolah di luar negeri dooong, kalo ngarang jangan nanggung.
Ada lagi di kali yang lain, saya ngarang aja ini pernikahan saya yang ketiga, muahahaa...senengnya saya liat mata orang itu jadi gimanaaa gitu. Lha, jadi nikah banyak-banyak salah, lajang salah, mendingan sengajain salah-salahin. Suka aja.
Iya, saya memang tipe lajang iseng. Lajang yang menikmati keping-keping misteri kehidupan yang menurut orang lain mustinya bikin saya pusing. Tapi, karena saya menolak pusing, saya biarkan mereka saja yang pusing-pusing, bagus kalau sampai mual lalu muntah-muntah, sapa tau dia jadi hamil kan? Eh!
But seriously, tante G! Ahahaha.. oke oke, ini seriusannya ya.. Melajang bisa jadi pilihan, bisa juga karena situasi membuatnya demikian.
Pilihan?
1. Karena trauma. Bisa jadi karena dia melihat dan mengalami dibesarkan dalam rumah tangga yang tidak bahagia. Trauma, membuat seseorang memilih untuk membangun kehidupan mandiri tanpa bergantung kepada pihak lain yang kemungkinan besar membuatnya harus kembali mengalami hal-hal buruk yang pernah dialaminya dulu.
2. Karena merasa tidak cocok menikah. Nggak semua orang kepingin menikah. Nggak semua orang membayangkan dipeluk-peluk itu asik. Nggak semua orang kepingin berbagi tempat tidur dengan orang lain. Ada orang-orang yang memang merasa nyaman tidak berpasangan. Hidup terasa lebih simple dan banyak hal bisa dilakukan tanpa memikirkan apakah pasangan setuju atau tidak, dan sebagainya yang biasanya menjadi pertimbangan bagi mereka yang berpasangan.
3. Karena tidak memiliki kemampuan untuk bersosialisasi dengan baik. Berbeda ya dengan poin kedua. Poin ketiga ini, adalah mereka yang memang susah untuk dekat atau membangun keintiman dengan orang lain, walaupun ingin. Ada orang-orang yang sulit untuk menunjukkan perasaannya, sedangkan untuk melakukan pedekate atau dipedekatein melibatkan kemampuan untuk tahu kapan harus menunjukkan perasaan dan kapan menyimpan perasaan. Karena merasa memang nggak pintar melakukan hal-hal itu, banyak yang memilih untuk lebih baik sendirian daripada tersiksa dan jatuhnya tetap sendirian, hahahaaa...
4. Karena merasa tidak menemukan orang yang cocok. Nah ini banyak banget. Orang-orang semacam ini umumnya sudah mencoba, sudah pernah ada dalam sebuah hubungan dan akhirnya tidak berakhir sesuai dengan yang diharapkan. Akhirnya mereka memutuskan untuk sendiri saja, toh mereka juga nggak mati kok saat nggak punya pasangan, mungkin malah lebih bahagia dibanding dengan waktu masih gandengan kemana-mana.
Eh, mbaknyaaaah, di atas itu udah empat alasan yang menjomblo karena pilihan. Trus yang karena situasi piyeee????
Bukan pilihan?
5. Belum ketemu yang mau sama dia. Nah ini juga banyak banget, hahaha... Beda ya sama yang di poin empat itu. Yang ini memang selalu sedang mencari, tapi belum ada yang betul-betul mau serius sama dia. Mungkin ini kali yang suka disebut-sebut sebagai JONES sebab dia kerjaannya baper melulu. Atau enak dijadiin sasaran becandaan sebab nggak nolak kalau dinista-nista. Jangan maulaaah! Asal tau aja sebagian besar mereka yang udah merit sekarang ini, asalnya ya dari jones beginian. Makanya mereka gigih tetap mencari atau menunggu atau merampas punya orang lain, sampai akhirnya nggak jones lagi. So stay calm, your single days will be over kok. Kalau enggak juga??? Ya teuteup stay calm, have fun, tunggu aja tahun-tahun berlalu teman-teman yang berpasangan itu bakal menduda dan menjanda karena sesuatu dan lain hal, huahahaha..
Pasti masih banyak banget alasan-alasan lainnya. Apakah kalau seseorang gemuk kemungkinan dia nggak bakal punya pacar? Banyak banget mbak-mbak gemuk yang malah sukses merebut pacar mbak-mbak langsing. Apakah kalau seseorang judes dia kemungkinan nggak punya pacar? Hellow, banyak banget emak-emak judes dimana-mana, oh Tuhan kok oomnya bisa mau, adalah sebuah rahasia besar, bukan? Bukaaaan! Wkwkwkwk... kagak ada urusannya jomblo sama judes atau sama gemuk. Banyak banget lajang-lajang cantik dan handsome saudara-saudara, dan banyak banget isteri-isteri dan suami-suami yang ancur tapi kok ya laku-laku aja, hahaha...
Menurut sebuah penelitian ya, kita yang berada di jaman ini, sebagian besar adalah hasil prokreasi dari orang-orang yang terbaik pada jamannya. Orang-orang yang paling menarik dan orang-orang yang paling baik kemampuan sosialnya, dan tentu saja, orang-orang yang beruntung tidak mati muda atau mati sebelum berhasil berprokreasi. Karena itu adalah tetap sebuah rahasia mengapa hasil-hasil terbaik ini ada yang kemudian menemukan pasangannya dan ada yang tetap single dari awal hingga akhir. Saya nggak terlalu mau merepotkan diri saya dengan masalah kenapanya, sebab pasti banyak sekali faktor-faktor yang terlibat di dalamnya.
Bagi saya nih... Semuanya merupakan rahasia ilahiah, bukan karena saya percaya bahwa Tuhan yang secara kaku ngatur jodoh lo si A, jodoh si B si C tanpa peduli keinginan atau preferensi individu ya... Saya percaya Tuhan itu fair, dan Tuhan tau yang bakal ngejalanin pernikahan adalah dua orang yang berkomitmen, bukan Tuhan, jadi ya pasti keinginan-keinginan mereka pun masuk dalam pertimbanganNya, bahkan lebih mungkin Tuhan membebaskan kita memilih, ia hanya menunjukkan kemungkinan-kemungkinan, silakan pilih yang cocok atau nggak pilih juga nggak apa-apa sebab kita semua dilahirkan ga semata-mata buat cari jodoh doang.
Jadi yang saya maksud dengan rahasia ilahiah itu apaaa saudara??? Maksud saya, cuma mata Ilahi yang bisa melihat semua simpul-simpul yang tak terurai, semua rahasia di balik mengapa dan kenapa. Bahkan ilmu pengetahuan sekalipun, penelitian paling anyar sekalipun, hanya bergantung pada fakta-fakta yang dapat ditemukan, nggak semua fakta dapat tercakup di dalamnya. Jadi pertanyaan kenapa dan mengapa, memang sulit untuk dijawab secara absolut.
Itu juga sebabnya hoiiiy! buat kalian yang masiiih aja ribet soal mengapa kamu tidak nikah dan kemudian dengan serampangan menyusun teori-teori konspirasi iluminasi kalian, lalu jadi jomblo itu sunggu jadi nista mirip-mirip kriminal aja, iiih.... kayak KPK dikriminalisasi.., sungguh kepingin saya bilang kepada kalian, sini deh, saya kemplang.
Ini bukan pembahasan terakhir ya ndul... Masih ada banyak pembahasan-pembahasan berikutnya. Enjoy!
ngadepin kelg sm orang yg gak dikenal sm menjengkelkannya... Udah sering gue dpt tatapan mulai dari tatapan tidak percaya, terkejut lalu bervariasi jadi kasihan, tidak suka, heran tapi ujung-ujungnya tetap sama, keluarlah nasehat blah, blah, blah, blah..
ReplyDeleteDari keluarga ngomongnya bukan ke gue lagi, eh ke ortu... Seneng kale kalau ortu jadi susah dan kepikiran... Hidupnya gak bahagia banget kali ya sampai harus ikut menyeret agar orang lain terjun ke jurang depresi sama kayak dia #justsaying
Yang lebih lucu lagi, begitu diingatkan bahwa errr hidupmu juga gak indah2 amat setelah berkeluarga yah malah dibilang dasar lajang gak tau sopan santut... gak punya empati, pantes gak kawin2...
serba salah ya lajang.... pantes pala barbie pucing *apa hubungannya?*
Hihihi, yang paling berat memang ngadapin orang dekat sih.. Kalau orang ga dikenal bisa suka-suka kita, kreatif aja sambil ketawa dalam hati. Tapi kalo yg kenal, apalagi kalau lebih tua dari kita, dan keponya amit-amit, kayak kaset rusak sebetulnya atau burung beo yg terlatih menanyakan hal yang sama, wkwkw, nah itu yang memang agak ribet.
DeleteNikmatin aja lah ya, jadiin entri di blog wkwkwk
Kayaknya aku nomor 3 deh, suka ide tentang jatuh cintanya, selalu, tapi ... Bego banget soal sosialisasi hahaha 😄😄😄
ReplyDeleteahahah... oh ya? nggak nyangka penulis yang satu ini ternyata masuk kategori ke-3. kalau begitu, harus dan harus ada pangeran yang berusaha keras untuk mendekat.
DeleteIya bener, ide dan gimana rasanya jatuh cinta memang asik, tapi eksekusinya booo... hahaha ribet.
Hahahahahaha, apalah ini. Selow aja, Bunda #Eh
ReplyDeleteSini, sini, *jitak* hahahaa, dibelain juga malah disuruh selow haha.. Yaudah, ayo cari sana, jangan cuma pengen pengen pengen doang, giliran mau dijodohin alasannya cem-macem. >.<
DeleteLalu miss G dan miss Ria kategori nomer berapa?
ReplyDelete*lalu kabuur takut disambit bakyak*
Ih mau tauuu aja, bayaaarrrr wkwkwkw
Deleteyup, byk alasan orang lbh milih single.
ReplyDeleteYg bikin gue bersyukur, di luar memang byk orang yg msh heran, koq mau si sendirian? tapi ternyata masih ada komunitas pertemanan di mana gue tergabung, memahami kenapa gue cenderung memilih single, meskipun mereka memilih menikah. n gue happy ketika satu per satu mereka married, selama mereka happy. :)
Iya betul, single atau dobel sebetulnya bukan masalah dan bukan alasan untuk bahagia atau tidak bahagia. Walaupun sekali lagi, menjadi nggak bahagia juga pilihan. Fokus pada kenapa cuma gue yang belum nikah dan menjadikan hal itu sebagai masalah, ya bakalan jadi masalah. Bener kan?
DeleteBetul, betul, betul :))
DeleteToss dong kita :D
DeleteHaha ... ngarang cerita spontan dan bikin pendengarnya ternganga :D
ReplyDeleteDulu waktu sma pernah ngarang lisan sebebas-bebasnya, sekarang udah enggak ^^
Itu juga karena latian setelah mengalami diceramahin mulai dari mbak2 penjual asuransi sampai tukang taksi, seriously, gara-gara ditanya: anaknya berapa mbak/bu? Dan menjawab dengan polos dan jujur dan tulus, hahaha.. Kalo sama orang2 deket, ah sudahlah. Eh ini sama org yang ga dikenal juga? Oh tidaaak! XD
DeleteBlm ktm org yg cocok aj, Jombloh itu bisa buat happy jg toh, org ngomong ap ato apa itu hal biasa jg y hehhehe
ReplyDeleteSeru baca2 komen mbak2 cuantiik diatas ternyata hampir sama tetap kdg klg2 dkt, sepupu ato tmn palingan mrk menginggatkan beda lg klo yg usil y gpp yg ptg positive thinking aj mbak2 cuuantiik..
Mari kita berdoa bersama2 smg segera bertemu dgn seseorg yg bener2 klik y ��
Salam semangat
Walau jombloh kita msh bs beraktivitas dgn bebas tanpa mengangu org lain ��
Betul banget. Jomblo bukan masalah kok, kecuali memang dijadikan masalah, dan diolok-olok atau jadi bulan-bulanan hanya karena posisi tersebut. Itu dia yang selama ini umumnya terjadi. Tanpa disadari masyarakat banyak yang menganggap remeh atau mencemooh seakan-akan ada yang salah walaupun nggak ada yang salah. Sebenernya pada posisi lajang ini banyak keleluasaan, banyak kesempatan dan kegiatan yang bisa dilakukan yang mungkin agak sulit bila sudah berpasangan, misalnya bepergian dan memanfaatkan waktu luang untuk melakukan hobi tanpa perlu memikirkan harus mengurus pasangan dan anak. Jadi tergantung kita dan tentu saja dana yang ada, haha...untuk memanfaatkan kondisi lajang, yang bisa jadi memang temporer, bisa juga memang permanen. ^_^
Delete