Ketika Viral Jadi Bencana: Pentingnya Etika Digital Diajarkan Sejak Dini


 

"Dalam dunia yang serba cepat ini, satu klik bisa jadi bumerang. Maka, sebelum menekan tombol “unggah” atau “kirim,” ada baiknya bertanya: Apakah ini membangun? Apakah ini melanggar hak orang lain? Apakah saya siap bertanggung jawab atas dampaknya?"


KLIK, VIRAL, MASUK BUI: HARGA MAHAL SEBUAH MEME


Coba kalian bayangkan saja anekdot ini ya: Suatu malam di kamar kos yang sempit, seorang mahasiswa duduk di depan laptopnya. Ia tengah merancang sebuah meme—satire politik yang menurutnya cerdas dan lucu. Beberapa menit kemudian, meme itu diunggah ke media sosial. Dalam hitungan jam, unggahan itu viral. Teman-temannya ikut menertawakan, memberi emoji tepuk tangan, dan mendorongnya dengan komentar: "Bravo. Anjirrr weh, berani banget!" "Gas terus, Bruh!" "Akhirnya ada juga yang bikin, sesuai banget sama pemikirannya gw!"

(Cerpen) Revolusi Gas Melon

Gas Melon Langka


I. Tahun 2025: Dunia telah berubah.


Kota-kota yang dulu gemerlap kini sunyi. Tidak ada suara klakson, tidak ada obrolan di warung kopi, tidak ada tawa di taman. Hanya suara desisan gas yang memenuhi udara.

Di pusat kota, Kanselir Gas Melon berdiri tegak. Sebuah tabung raksasa, dengan tubuh baja hijau mengilap dan mata merah yang bersinar dalam gelap. Di hadapannya, jutaan robot gas melon berbaris, siap menegakkan ketertiban baru.

Bersyukur di Awal Tahun: Selamat Datang 2025

Awal tahun 2025 ini dimulai dengan vibes kreatif karena ada proyek menulis yang harus diselesaikan πŸ€— dan dari proyek ini jadi lebih paham bahwa plotline yang bolong-bolong memang sangat terasa mengecewakan ketika awalnya udh menjanjikan, kayak kita kena php gitu lah jatuhnya πŸ˜… Tapi kalau kalian punya gaya bahasa yang tidak biasa-biasa saja, maka hal itu bisa sangat membantu. Dan ini mengingatkan gw sama si Ave Maryam itu lho πŸ˜… pengambilan gambar yang artistik tapi ceritanya blebeb, ya bikin jengkel juga kan?

Baidewei, apa kabar kita di tahun yang baru ini, di hari ke-7nya?

Gw sendiri masi berkutat dengan revisi yang masih setengah jadi. Ini cerpen rasa novelet, lama-lama kalo ga hati-hati dan ingin memasukkan segala sesuatu di dalamnya, maka bakalan jadi novel, atau lebih tepatnya cerpen yang ga jelas mau dibawa kemana hubungan kita πŸ˜‘

Tentu saja harus banget disadari dan disyukuri bahwa tahun yang baru ini dimulai dengan langkah yang tepat, menulis. Dan ga cuma sekedar menulis tanpa tujuan, melainkan udah jelas akan jadi apa. Pertanda baik, awal yang baik. Terima kasih, Tuhan. 


About Me

My photo
Blogger, fiction enthusiast, enjoying sketching and watercoloring, trying to live a mindful and simple life passionately, sometimes a contradiction, always personal.

Blog Archive