Selow aja lah...
Friday, December 20, 2024
Jadi nih, gw baru aja kelar nulis blog tentang slow living di kompasiana, dan gw jadi mikir, bener juga ya... kenapa gw merasa kayak diburu-buru waktu gitu saat membaca Alkitab. Jadinya kayak kejar setoran, karena untuk pertama kalinya, gw akhirnya berhasil membaca Alkitab dari Kejadian di Perjanjian Lama dan sekarang sudah sampai di Kisah Para Rasul di Perjanjian Baru! Dan kepingin banget menyelesaikan proyek ini tepat waktu.
Keberhasilan ini karena memang udah diniatkan juga dari akhir tahun kemaren, lalu menemukan devosinya Tarra-Leigh Cobble, Bible Recap, di aplikasi Youversion, yang kok ternyata berasa klik banget gitu.
Awal-awalnya sih agak bergantung dengan devotional yang berupa video dimana Tarra-Leigh menjelaskan tentang bacaan hari itu dan insight apa saja yang dia peroleh. Tapi lama kelamaan, video devotionalnya itu kadang saya dengarkan, jika saya merasa ada yang ingin saya ketahui apa kira-kira perspektifnya tentang suatu ayat tertentu atau cerita tertentu saja. Karena memang isi Alkitab bukan hal yang asing juga sih, cuma belum pernah dibaca secara berurutan aja, dan secara detil.
Nah, belakangan ini, karena memang sudah hampir kelar ya, jadi ada rasa terburu-buru ketika membaca firman. Padahal kan harusnya bukan mengejar target baca segini halaman, tapi dibaca untuk dipahami.
Kemarin juga nonton youtubenya pdt. Philip Mantofa, dan gimana dia cerita bahwa dia kalau baca firman itu diulang-ulang, terutama ayat-ayat dimana dia merasa mendapatkan rhema. Rhema itu kayak, kata tertentu itu seperti 'menyala' dibandingkan dengan kata-kata yang lain githu. Jadi bukan cuma kita memperoleh pengertian aja, tapi juga kita diberikan keyword, yang dengan keyword ini kita dipimpin untuk membuka lebih banyak pengertian-pengertian lainnya. Nah, kalo cara baca firman seperti dikejar setoran, memang lebih sulit untuk meresapinya ya... karena pokoknya mission accomplished begitu memenuhi target bacaan hari itu.
Untunglah membuat tulisan tentang slow living membantu gw untuk adjust my own perspective soal membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu ini dalam 365 hari. Ya memang tujuannya bagus kan, untuk melatih disiplin, membaca firman setiap hari. Tapi, saat ini yang cenderung gw lakukan adalah membaca untuk menuntaskan misi, bukan membaca untuk memahami apa yang sedang gw baca, apa kira-kira kehendak Tuhan melalui bacaan ini, apa yang gw peroleh dari bacaan tersebut dan bagaimana bacaan itu mempengaruhi kehidupan gw sehari-hari. Hal itu, ga bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Gw harus hadir sepenuhnya dan mau melambat, agar bisa menikmati apa yang ada di dalam bacaan.
Jadi, G, selow aja.... gapapa dan gaperlu juga harus selesai pada waktunya padahal ga dapat apa-apa selain ya kelar baca Alkitab dalam 365 hari, tapi kalau ditanya apa pengalaman batin yang diperoleh selama itu, gw ga bisa jawab apa-apa karena memang lupa bahwa bukan kecepatan dan ketepatan waktu yang penting di sini, tapi memahami apa yang sedang dibaca dan merenungkannya hingga paham, ooh... ini lho maksud Tuhan melalui firmanNya ini. Pengalaman iman inilah, yang seharusnya lebih gw utamakan.
Karena itu, saya memutuskan untuk melambat, supaya bisa mengunyah bacaan saya dengan lebih baik.
edit
No comments:
Post a Comment
Temans, di blog ini, semua komentar yang masuk dimoderasi dulu. Jadi, jangan kaget kalau komentarmu nggak langsung nongol, sebab musti saya baca dulu, renungkan dulu (cieeeh), baru deh nongol di blog. Terima kasih sudah menyempatkan untuk berkomentar, atau sekedar membaca curhatan-curhatan di sini. Mari kita bikin hidup selalu lebih hidup 💞