Masih ingat kenyinyiran saya tentang banjir di tetangga sebelah? Kalau lupa, mari saya ingatkan kembali.
Beberapa minggu yang lalu, saat hujan masih rajin turun, daerah tetangga sebelah kebanjiran. Apakah ada yang luar biasa kalau tetangga sebelah kebanjiran? Nggak juga, sebab banjir besar kayak gitu memang sudah tradisi, sudah jadi acara silaturahmi tahunan.
Dan apa kata gubernur tetangga soal banjir, dia bilang semoga Tuhan nurunin hujannya enggak banyak-banyak sehingga banjir yang menyerbu juga secukupnya saja. Lalu gimana penanganan banjir? Ya tunggu aja, hujan juga bakalan berenti, banjir pasti ikutan berenti. Simple kan? Terima nasib lah, ini kan bencana alam tahunan yang memang harus diterima-terima aja. Sungai penuh sampah? Jangan diapa-apain, kesian masyarakat yang sudah rajin buang sampah di sana, masak nggak dihargai?
Pak Gubernur yang terkenal saleh itu lebih suka berharap sama kebaikan hati Tuhan. Berharap Tuhan lebih bijaksana saat nurunin hujan, nggak buka keran air hujan sekencang-kencangnya, mengingat kondisi daerahnya yang barokah. Harus gitu kalau pemimpin yang saleh, bergantung sepenuh hati kudu sama yang di atas, ketimbang susah-susah bersihin sampah. Enakan gitu dong. Kenapa? Sebab kalau Tuhan mau, keajaiban bisa terjadi, sisbroooh! Biar kata sampah menyumbat seluruh sungai, daerahnya ga akan kebanjiran sebab mujizat itu nyata!!! *Singing halelujah!* Amin sodara!!! Take beer! Cheers!